Jakarta - Indonesia bakal menyelenggarakan pertemuan para penggiat Open Source se-Asia dan Afrika. Kegiatan ini bakal dimanfaatkan sebagai ajang belajar dan bertukar ilmu seputar teknologi Open Source.
Engkos Koswara, Direktur TI Kementrian Riset dan Teknologi mengatakan, sudah ada 12 negara yang telah menyatakan komitmennya untuk hadir dalam acara ini. Mereka diantaranya India, Jepang, Malaysia, Vietnam, Iran, Afrika Selatan serta Aljazair.
"Beberapa negara barat juga tertarik untuk hadir, diantaranya Amerika Serikat, Austria dan Jerman. Mereka akan menjadi guest speaker," ujar Engkos dalam konferensi pers yang berlangsung di kantor Ristek, Kamis (13/11/2008).
Sejumlah topik yang bakal dibahas dalam konferensi ini antara lain seputar kebijakan Open Source, aksesibilitas, dampak terhadap pertumbuhan ekonomi hingga penerapan dalam industri bisnis.
Para audiens pun dipilih dari kalangan terkait dengan topik-topik diatas. Mulai dari akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah hingga lembaga penelitian.
"Sekitar 20 perguruan tinggi akan kami undang, karena ada topik terkait pendidikan," imbuh Kemal Prihatman, Asisten Deputi Pengembangan & pemanfaatan TI Ristek.
Konferensi Open Source Asia-Afrika ini sendiri baru pertama kali diadakan. Rencananya, perhelatan tersebut bakal digelar pada 18-19 November 2008 di auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Selain untuk sharing pengetahuan, acara ini sekaligus bertujuan untuk mengeratkan kerja sama antar negara Asia-Afrika serta untuk batu loncatan Indonesia untuk menggelar World Summit on Open Source pada 2009 nanti. ( ash / dwn )